“Apakah orang percaya sejati dapat meninggalkan imannya, kehilangan keselamatannya, dan akhirnya mengalami kebinasaan kekal?” Pertanyaan ini telah membingungkan banyak orang Kristen dan menimbulkan pertentangan di sepanjang sejarah kekristenan. Sebagian orang berpendapat bahwa orang percaya sejati, oleh kebebasannya, dapat meninggalkan imannya dan kehilangan keselamatannya. Namun, sebagian yang lain berpentapat bahwa orang percaya sejati, oleh pemeliharaan Allah, tidak mungkin meninggalkan imannya dan kehilangan keselamatannya. Pertanyaannya, pandangan manakah yang lebih dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan Alkitab?
Setelah mempelajari berbagai argumentasi yang diajukan oleh masing-masing pihak, saya berpendapat bahwa pandangan kedua, bahwa orang percaya sejati tidak mungkin meninggalkan imannya dan kehilangan keselamatannya, lebih dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan Alkitab. Tentu saja, dibutuhkan suatu pembahasan yang sangat panjang untuk menjawab dan menguraikan semua argumentasi itu secara komprehensif. Walaupun demikian, tanpa bermaksud mengabaikan argumentasi-argumentasi lainnya, pada artikel ini saya akan meninjau persoalan itu berdasarkan perkataan Yesus dalam Yohanes 10:27-30 dan menunjukkan bahwa pandangan kedua lebih dapat dipertanggungjawabkan.